Islam Moderat sebagai Alternatif

Kemunculan “Islam moderat” sebagai salah satu alternatif “versi” Islam kini diminati banyak kalangan. Dialog-dialog keagamaan yang mengarah pada tatanan yang damai, toleran, dan berkeadilan merupakan indikasi bahwa model berislam secara moderat sebagai pilihan. Moderatisme juga dinilai paling kondusif di masa kini.

Konsep “Islam moderat” merujuk pada makna ummatan wasathan (QS al-Baqarah [2]: 143). Kata wasath dalam ayat tersebut berarti khiyâr (terbaik, paling sempurna) dan ‘âdil (adil). Dengan demikian, makna ungkapan ummatan wasathan berarti umat terbaik dan adil dalam koridor syariah. Inilah yang membuat Islam pantas menjadi alternatif dan solusi.

Dalam praktiknya, Islam moderat selalu mencari jalan tengah dalam menyelesaikan persoalan. “Perbedaan” dalam bentuk apa pun dengan sesama umat beragama diselesaikan lewat kompromi yang menjunjung tinggi toleransi dan keadilan sehingga dapat diterima oleh kedua belah pihak. Melalui cara itu pula, masalah yang dihadapi dapat dipecahkan tanpa jalan kekerasan.

Moderasi Islam

Moderat (moderate), yang berasal dari bahasa Latin ‘moderare’, diartikan dengan tidak ekstrim, sedang dan bertentangan dengan sesuatu yang radikal. Ketika kata ini digandengkan dengan Islam, ada dua makna pokok yang tidak dapat dipisahkan, karena pemisahan keduanya akan menghasilkan pemahaman yang bertolak belakang.

Pertama, Islam moderat harus berangkat dari keyakinan bahwa Islam adalah agama moderat. Islam merupakan moderasi atau antitesis dari ekstrimitas agama sebelumnya, di mana ada Yahudi yang sangat “membumi” dan Nasrani yang terlalu “melangit”. Islam merupakan jalan tengah dari dua versi ekstrim di atas dan memadukan “kehidupan bumi” dan “kehidupan langit”. Itulah makna dari ummatan wasathan (umat pertengahan, pilihan dan adil).

Kedua, moderasi Islam di atas harus ditindaklanjuti dalam memahami dan menjalankan Islam dengan menjauhi sikap ‘tatharruf’ (ekstrim). Moderasi dalam Islam bermain di antara dua kutub ekstrim, yaitu overtekstualis dan overrasionalis. Overtekstualis akan mengerdilkan ruang ijtihad dan rasio sehingga menghasilkan kejumudan dan pengebirian akal, yang notabene merupakan karunia terbesar Allah. Sikap ini akan menyulitkan dinamisme-interaktif Islam dengan dunia yang terus berkembang dan modern.

Pendekatan overrasionalis juga akan berbuah pahit karena akan melahirkan kenakalan rasionalitas terhadap teks dalam upaya “penyelarasan” Islam dengan dinamisme zaman. Dari rahim pendekatan semacam ini telah melahirkan liberalisme pemikiran yang dahsyat yang sering kali bukan hanya tidak sesuai dengan teks, namun juga berisi gugatan-gugatan yang tidak perlu dan hanya membuang energi.

Konsep Islam moderat bukan berarti sikap yang tidak berpihak kepada kebenaran serta tidak memiliki pendirian untuk menentukan mana yang haq dan bathil. Muslim moderat juga bukan orang munafik yang selalu cari aman, “plin-plan” dan memilih-milih ajaran Islam sesuai dengan kepentingannya. Muslim moderat berkeyakinan bahwa totalitas Islam merupakan agama yang selalu modern, tidak bermusuhan dengan dinamika dunia dan umat beragama lainnya.

Penebar Rahmat

Apakah dengan mengatakan Islam sebagai agama moderat berarti Islam adalah musuh agama lain dan dunia? Jawabnya tentu saja ‘Tidak’. Islam adalah edisi terbaru dari “buku” agama langit yang telah “diterbitkan” sejak Nabi Adam. Dengan demikian, mustahil Islam bertentangan dan bermusuhan dengan agama sebelumnya. Jika agama sebelumnya tidak kontradiksi dengan dunia dan bisa menginspirasi kemodernan, sebagai edisi terbaru, tentu Islam akan lebih koorporatif dan inspiratif. Sukses ganda dunia-akhirat yang ditawarkan al-Quran merupakan jaminan semua itu.

Memahami Islam secara moderat, tidak radikal dan tidak liberal, tidak akan menghalangi penebaran rahmat yang sesungguhnya ke seluruh dunia. Islam moderat tetap mengusung konsep Islam semestinya tanpa ada yang dikurangi dan ditambahkan. Bedanya, pendekatan yang dilakukan lebih kontekstual dan rasional dalam bingkai kesantunan, keramahan dan kedamaian. Rahmat Islam tidak hanya terletak pada keluhuran ajarannya (internal), tapi juga kesantunan dakwahnya (eksternal). Manusia mendapat rahmat Islam tidak hanya setelah masuk Islam, tapi sejak didatangi oleh dakwah Islam.

Kalau memang diyakini bahwa Islam sesuai dengan fitrah setiap manusia, maka langkah selanjutnya adalah bagaimana membangunkan potensi fitrah setiap manusia itu. Kalau memang Islam benar secara rasional, pekerjaan berikutnya adalah mendidik rasionalitas manusia. Karena itu, dakwah tidak perlu dengan kekerasan karena hanya akan menghasilkan keterpaksaan, sedang Allah tidak menerima orang yang tidak ikhlas. Dakwah juga tidak mungkin dengan sikap liberal karena hal itu akan melenyapkan berbagai sumber rahmat yang paling esensial bagi manusia.(CMM/Zulheldi Hamzah) http://www.cmm.or.id/cmm-ind_more.php?id=P4782_0_3_0_C 

Comments
27 Responses to “Islam Moderat sebagai Alternatif”
  1. blogwalker berkata:

    Kalau memang Islam benar secara rasional, pekerjaan berikutnya adalah mendidik rasionalitas manusia.

    Yes, yes, yes….

  2. Herianto berkata:

    Konsep Islam moderat bukan berarti sikap yang tidak berpihak kepada kebenaran serta tidak memiliki pendirian untuk menentukan mana yang haq dan bathil. Muslim moderat juga bukan orang munafik yang selalu cari aman, “plin-plan” dan memilih-milih ajaran Islam sesuai dengan kepentingannya. Muslim moderat berkeyakinan bahwa totalitas Islam merupakan agama yang selalu modern, tidak bermusuhan dengan dinamika dunia dan umat beragama lainnya.

    Itulah yang maksud di sini pak : http://herianto.wordpress.com/2007/05/16/fuzzy-1-logika-sang-kompromis/
    Ayo… siapa yg nyontek … 😆
    ————-
    Tapi utk menjadi moderat, kita harus dapat dengan tepat menemukan ke 2 titik ekstrim tersebut…
    Nah…, penemuan dua titik ekstrim tersebut yg bisa jadi antar kita gak sama, dimana ini sangat tergantung kepada lingkungan dan sumber wawasan/bacaan kita.
    Barangkali itu makanya, para pengaku moderat pun berbeda kadarnya… 🙂

  3. Ram-Ram Muhammad berkata:

    assalaamu ‘alaikum, Muslim Moderat, Mukmin Demokratm, Muhsin Diplomat! Itu doktrin saya dari kecil, ada yang nyuri nih… 8)

  4. AM Putra berkata:

    Maaf Pak Shodiq, justru dari keseluruhan tulisan anda sendiri sebetulnya sudah membuktikan bahwa penambahan moderat pada frase islam menjadi tidak perlu, sebab sifat moderat itu sendiri sudah tercakup dalam islam. Sama seperti penambahan islam nasionalis, islam kasih sayang, islam tegas, dsb. CMIIW.

  5. M Shodiq Mustika berkata:

    @ AM Putra

    Memang, pada hakikatnya, embel-embel apa pun terhadap istilah “islam” itu tidak perlu. Yang dicatat oleh malaikat pencatat amal adalah amal kita, bukan julukan yang disematkan kepada kita.

    Penambahan itu hanya bersifat teknis, yang diperlukan untuk mempermudah kita dalam memahami Islam. Sebab, pada kenyataannya, banyak orang awam “bingung” melihat “wajah Islam” yang berlainan. Ada yang salafi, ada yang liberal. Ada yang radikal, ada yang moderat. Jika kita mengatakan kepada mereka, pokoknya ikutilah Islam saja, tanpa embel-embel, maka mereka malah akan semakin bingung: “Islam yang mana?”

  6. muhammadsurya berkata:

    setahuku dari beberapa buku dan artikel tentang faham2 orientalis, pendikotomian islam menjadi islam fundamentalis, islam moderat, islam radikal, dan islam liberal, itu berasal dari para orientalis untuk mempermudah mereka dalam studi islamologi. banyak para sarjana muslim yang baca buku2 orientalis bahkan belajar di negara para orientalis, lalu memakai kata-kata tersebut dalam berpendapat/ berceramah. akhirnya kata-kata tersebut menjadi umum ditelinga kita.

    sebagai bukti adakah ulama-ulama Islam melakukan dikotomi Islam seperti disebut diatas? mungkin ada, tapi itu baru dilakukan oleh ulama2 sekarang2 saja yang telah baca buku/ terpengaruh oleh orientalisme.

    lalu apakah salah meminjam kata2 orientalisme itu?
    menurutku lebih baik tidak usahlah, alasannya sudah dijelaskan oleh Anda sendiri dan mas AM Putra.

    lebih baik memakai kata Islam saja titik.

  7. M Shodiq Mustika berkata:

    @ muhammadsurya

    Begitulah idealnya. Secara pribadi, untuk saya sendiri, saya merasa cukup dengan istilah islam atau muslim saja tanpa embel-embel. Namun di depan orang-orang, saya berusaha berdakwah dengan “bahasa” kaum saya. Kebanyakan dari mereka bukanlah seperti AM Putra dan MSurya yang mudah mengerti bila diseru, “Pokoknya jadilah orang islam saja, titik (tanpa embel-embel).” Mereka membutuhkan penjelasan, islam yang bagaimanakah yang sebaiknya mereka ikuti. Mereka melihat bahwa pada kenyataannya, wajah islam (muslim) itu beraneka ragam. Itulah sebabnya saya terkadang memerlukan istilah ini.

  8. harun rosyid berkata:

    Sepertinya kurang dalam dech, tapi ga pa2 kalau cuma belajar curhat asal jangan menganggap sudah final dan paling benar. belajar terus…

  9. sunan berkata:

    sesungguhnya Islam yang dicontohkan oleh Rasulullah ya seperti ini.. tidak memaksakan.. tapi melindungi.. memberikan keselamatan bagi diri dan lingkungannya.. memberikan kedamaian
    jadi ini bukan lah hasil pemikiran baru… tapi konsep asli/paling awal yang baru muncul kembali sehingga menjadi asing… sama ketika islam pertama kali muncul.. sesuatu yang asing.. padahal dari jaman nabi adam sampai muhammad sebetulnya yg diajarkan ya itu..itu juga.. karena distorsi waktu, dan informasi… ya menjadi sesuatu yang baru..
    Islam bukanlah agama.. tapi pilihan hidup dan jalan hidup.. bagaimana menjadi insan yang Islam.. selamat.. dalam kehidupan keseharian di dunia .. dan di akhirat kelak.. damai di dunia dan akhirat.. beroleh surga..didunia dan di akhirat

  10. M Shodiq Mustika berkata:

    @ harun rosyid
    Blog ini ditujukan untuk umum, bukan untuk kalangan akademisi saja. Kalau pembahasannya terlalu dalam, kami khawatir para pembaca pada umumnya malah kebingungan.

    @ sunan
    Benar, Islam adalah diin. Dan makna diin itu lebih dari sekadar agama.

  11. tatang berkata:

    sekali Islam tetap “ISLAM” adapum istilah2 lain yang penting tidak bertentangan dengan AL-Qur’an dan sunnah

  12. aly fahmi berkata:

    janganlah warna menjadikn kita malah lupa akan esensial islam itu sendiri sebagai agama rahmatan lil alamin

  13. Ahmad Ilham berkata:

    S’7 ..

    IsLam adaLah rahmaTan LiL a’Lamin ..

    Dan IsLam jg hrus LbiH dr skeDar diin yg tdk hnya utK kpntingan ukhrawi,
    tTapi jg’ mNgatUr duniawi ..

  14. zays berkata:

    islam memang akan selalu menajdi rahmat bagi alam

  15. Fahmy Muhammad berkata:

    nggak perlu ada pembaharuan, ntar bs timbul fitnah lg, AHLUSUNNAH WALJAMAAH itu udh moderat…!!!

    yg nggk moderat itu adalh org2 yg keluar dr Ahlusunnah Waljamaah & suka bikin klompok2, mcm Wahaby-Salafy, Syiah, JIL, LDII, Ahmadiyah, Persis, Muhammadiyah, dsb…smpe pd 73 golngn (hnya 1 golngn yg d akui Nabi, yg 72 y sesat)….!

    Jgn ada lg perpecahan, Islam hrs brsatu dlm I’tiqad Ahlusunnah Waljamaah…wassalam (^_^)

    • Agus Efendi berkata:

      Bagaimana mau bersatu masing2 membanggakan akan kelompoknya. Pendapat saya berpegang teguhlah tali Alloh SWT janganlah berpecah belah dan masuk agama dengan cara keseluruhan.
      Dan perlu anda ketahui wahai umat Islam sesungguh ajaran Islam yang benar adalah Umatnya harus ber Bai’at kepada pemimpinnya dan di dalam janji setia itu anda dengan2 sungguh sudah menerima atau mengikuti aturan Alloh dan Rosul-Nya,didalam janji setia itu bahwa tangan Alloh diatas orang yg telah berjanji.

  16. erlina berkata:

    supaya islam bersatu dan tidak terpecah belah janganlah menggolong-golongkan diri seperti ada islam fundamental, islam liberal termasuk islam moderat ini.ok

  17. miftahul berkata:

    assalamu alaikum waroh matullahi wabarokatuh

    tidak ada kata islam moderat, liberal, fundamentalis, islam radikal, atau islam-islam yang lain. itu hanya bentuk pengkotak kotak an untuk kita umat islam. hati-hati dengan semua orang yang baru kita kenasl maupun yang sudah lama kita kenal baik yang sudah sangat dekat sekalipun, karena semua orang pada dasarnya dapat berubah dengan sangat cepat sekali dan itu dapat membelokkan kita untuk menjatihkan arti ISLAM yang sesungguhnya.

    aku adalah hamba Allah yang taat beribadah kepadanya di setiap waktuku, di setiap nafasku akan kucoba untuk selalu ingat kepada-MU Wahai Illahi Robby, tiada tuhan yang patut untuk hamba sembah kecuali hanya Engkau.

    Khotammul Anbiyya’ Muhammad Sholallahu Alaihi Wassalam, Engkaulah panutan dalam setiap langkah hidupku walaupun sering juga aku berpaling dari tuntutanMU, itu secara sengaja atau tidak aku lakukan karena kurangnya iman dan lemahnya Iman ku kepada Allah tuhanku.

    jalan yang terbaik dan paling baik, tidak ada jalan yang sesempurna untuk menjunjung AGAMA ISLAM kecuali dengan memahami benar makna, maksud, kandungan, asbabun nuzul dari Al-Qur’an dan hadist. janagn memotong motong ayat Al Qur’an dan Hadist hanya untuk menguatkan pendapat kita, sebelum kita mengetahui benar asbabun nuzul ayat-ayat Al Qur’an ataupun karena apa hadist terucap dari Rosulullah hanya karena kata-katanya mendukung tapi dari latar belakangnya berlainan. Astaghfirullah Hal Adzim…..

    mari kita belajar terlebih dahulu sebelum mengajari orang lain, jangan hanya karena ucapan kita Allah memberikan tempat yang istimewa di neraka. Astaghfirullah Hal Adzim…..

    mari kita berkaca lagi apakah kita sudah berada pada arah yang benar.

    semoga Tuhan Semesta Alam memberi Rahmat serta Hidayahnya kepada kita semua.

    Amien……………..

  18. Gemsyut berkata:

    Saya cowok muslim tapi saya :

    1. Menolak poligami.

    Poligami adalah bagian dari sejarah. Dulu pria banyak yg mati dlm perang dan wanita jadi budak dan jumlahnya lebih banyak, padahal mereka juga butuh meneruskan keturunan. Sekarang wanita sudah lebih merdeka dan jumlahnya lebih sedikit. Kalo liat wanita cantik lain tapi bukan isteri BUKAN POLIGAMI SOLUSINYA. Gauli isterimu! Kalau isterinya lagi capek ? Ya belajar dong menahan hawa nafsunya! Tetap berdzikir dan mengingat Allah SWT SUPAYA BISA MENGENDALIKAN HAWA NAFSU. JANGAN SEBENTAR2 POLIGAMI.

    2. Menolak pembunuhan orang murtad.

    Pembunuhan orang murtad adalah perusak citra Islam yg sangat efektif! Kalau non-muslim masuk Islam mereka tidak dibunuh oleh penganut agama asalnya, dengan demikian, kalau muslim murtad, dia tidak boleh dibunuh oleh muslim. Ingat, kita harus membuktikan bahwa muslim sangat toleran, terutama di depan orang Barat!

    3. Menolak praktek cambuk pada orang berzinah yg sudah tobat.

    Masuk akal ngak kalau tobat seorang pezinah ngak akan diterima cuma karena dia belum dicambuk ? Islam jangan dibikin sulit2!

    4. Menolak ceramah yg hanya menumbuhkan kebencian pada non-muslim.

    Ingat! Jangan cuma ceramah soal perdamaian ketika aksi2 terror baru saja terjadi! Orang non-muslim termasuk Yahudi dan Nasrani bukan untuk dimusuhi, melainkan diajak berteman. Nggak mau amsuk Islam ya terserah. Urusan aqidah balasannya di akherat! Orang Yahudi dan Nasrani yg memerangi Islam itu ada tapi bukan semuanya!!!

    Orang non-muslim jangan dijadikan musuh yg wajib kita benci, cuma gara beda ritual ibadah aja pake dibenci segala! Orang bebas berkeyakinan, mau jadi atheis kek agnostik kek bahkan penyihir ya biarin aja! Tanggung sendiri di akherat! Bukankah kita merasa terluka kalau ada non-muslim yg selalu berburuk sangka pada kita ? Maukah kita dimusuhi cuma karena kita ini muslim ? Tidakkah sakit batin ini kalau kita dibenci cuma karena kita shalat ?

    5. Mengakui bahwa ada muslim yg memelintir ajaran Islam demi kepentingannya.

    Termasuk imperialis Arab zaman dulu yg menyerang negeri2 lain utk menyebarkan Islam. Kita akui ada imperialis Eropa, Israel tapi bukan berarti ngak ada imperialis Arab. Bahkan konsep angak nol yg dari India saja diklaim. Dan di Arab sana, majikan2 pria yg memperkosa TKW kita ngak dihukum karena bagi mereka itu legal. Menggauli pembantu wanita karena dianggap sama dengan budak wanita. Kenapa sih media massa kita sepertinya sungkan sekali membuka cerita itu ? Muslim harus bersikap dewasa supaya kita tdk jadi muslim subjektif! Kejayaan Islam selama 8 abad bukan berarti tidak ada masalah. Masalah selalu ada! Kita ngak perlu gengsi mengakuinya.

    6. Sekarang belum bisa naik haji karena masak 1 rambut rontok aja denda 1 kambing ? Islam kok dibikin sulit ? Sungguh pilih-kasihkah Allah SWT membuat ajaran Islam yg menguntungkan pedagang ternak ?

    7. Mengakui bahwa Islam hanya bisa hancur oleh ulah muslim sendiri.

    Al-qaidah ngak akan bisa menghancurkan Amerika kalau rakyat Amerika solid. Tapi Amerika bisa dihancurkan kalau mereka terpecah-belah. Sama halnya dengan Islam. Ada kalanya kita tidak sadar menghancukan diri sendiri. Contohnya ? Aal punya duit cukup naik haji. Padahal keluarga dan orang sekitar masih pas-pasan kebutuhan sehari-harinya, dan tradisi tahunan puasa harga2 kebutuhan pokok malah meningkat padahal ketika puasa kita berkesempatan berhemat pengeluaran kok malah jadi meningkat ? Puasa intinya adalah pengendalian diri, bukannya memindahkan jam makan dan menambah hidangan!!!

    Ini bukan salah pemerintah. Harga2 pasti akan dinaikkan oleh pedagang kalau memang kebutuhan masyarakat meningkat, so masih adakah hubungannya ini dengan CIA atau MOSSAD ? Tidak. Kita yg mesti intropeksi diri.

    tapi kita hanya pasrah tanpa menggunakan akal : “Rezeki akan datang pada waktu yg tidak disangka-sangka.”… well, begitu juga dengan kebangkrutan.

    KITA JANGAN MAU DIPANAS-PANASIN OLEH ORANG-ORANG YG NGAKUNYA MUSLIM TAPI MEMBUAT AJARAN ISLAM MENJADI AJARAN YG PENUH KEBENCIAN DAN KESULITAN. JANGAN MAU KITA PRIA MUSLIM MENJADI PRIA YG PIKIRANNYA CUMA MESUM SAJA! JANGAN HANCURKAN PENINGGALAN SEJARAH BUDAYA INDONESIA CUMA GARA2 MEREKA DIANGGAP BERHALA!!!

    • loe ini bodoh apa bego ya? atau kedua-duanya sekali. apakah tuhan yang elo sembah sama seperti tuhan yang kami sembah? berani loe merangka fatwa berdasarkan pikiran licik dan kecik loe. belajar lewat guru dong dan cari guru yang banyak. kalau ngk ketemu ustaz cari pastor kerana kayaknya loe ini lebih dekat dengan pastor ketimbang ustaz jangan memanifestasi rukun dan hukum Islam lewat dalam kepala loe yang sempit itu. Islam berlandaskan Al-Quran dan Hadis bukan Injil dan isi kepala loe itu.

  19. ketu berkata:

    ngaca dulu sebelum mengumpat orang ya…………………

  20. batik sendang berkata:

    entah itu termasuk islam apa namanya saya gak ambil pusing tapi yg penting artikel di atas sangat sesuai dg kepribadian saya.
    saya muslim cinta damai,terbuka,dan tidak anti kritik, tidak suka berburuk sangka dg orang/golongan lain.
    kalau ada orang yg mengkritik kita tidak harus disikapi dg kebakaran jenggot tapi harus kita intropeksi diri sendiri demi kehidupan yg lebih baik kalau itu bisa kita lakukan bersama saya yakin islam tidak akan hancur tapi akan lebih berkembang lebih baik lagi dan itulah ciri2 agama yg hidup dan bertumbuh menuju kegemilangan.
    saya kira tidak perlu terlalu curiga yg berlebihan bahwa sesuatu yg baru itu selalu jelek bahkan bisa jadi lebih baik

  21. nick berkata:

    suatu agama harusnya bisa menyesuaikan jaman atau mengikuti jaman, tetapi bukan berarti seluruh nilai agama dipengaruhi oleh nilai-nilai dunia. nilai agama tersebut yang mempengaruhi nilai2 manusia jaman sekarang, sesuai dengan jaman. artinya ayat-ayat atau nilai-nilai agama tersebut harusnya dapat di-aplikasi-kan di semua jaman. jihad secara kekerasan seperti perang, dll berguna kalau memang jaman itu panggilan perang. tetapi kalau jaman sekarang jihad kan bisa diartikan membela kebenaran lewat keyakinan kita tidak berbaur dengan dosa, berjuang lewat pendidikan, pekerjaan, dan pengajaran umat supaya semakin beraklak/bertaqwa. Extremisme berujung kekerasan pada jaman sekarang lebih menunjukan ketidakpercayaan dan tidak mau berserah diri kepada Tuhan yang besar atas hidup kita yang diproses.

  22. agungwidiyoutomo berkata:

    Bagi saya Islam adalah rahmat untuk semua alam, sayangnya kita semua belum dapat mengaplikasikan atau mengamalkannya seperti para Nabi .

  23. kanzil berkata:

    satu satu x agama yg d ridhoi oleh Allah SWT hanya Islam, bukan yg lain, bukan pula Islam persamaan antara beberapa agama, agama Islam ya agama Islam bukan Islam A atau B atau C dan lain sebagai x ……. ingat itu…..

  24. guswoto berkata:

    Islam Moderat (Liberal, Progresif, Modern) adalah istilah yang diciptakan dan dikembangkan orientalis yahudi. tuuannya hanya satu “Devide and Conquer” (memecahbelah dan taklukan..!!).

    “A Muslim who supports Israel’s right to exit as a Jewish State is central to the definition of a moderate Muslim.” –
    Gary Ratner, Executive Director of American Jewish Congress (AJC)

    Klik untuk mengakses CRITIC_RAND.pdf

    http://www.theglobal-review.com/content_detail.php?lang=id&id=5553&type=99

Tinggalkan komentar